Solo merupakan salah satu kota yang memiliki potensi pada
berbagai macam kegiatan, dari kegiatan pariwisata, perdagangan dengan khas
batik, budaya yang unik. Solo sangat terkenal dengan sebutan “Solo Kota Budaya”
karena solo memiliki budaya yang cukup tinggi.Ada beragam kebudayaan yang ada
di daerah Solo, berikut adalah beberapa kebudayaan tersebut:
a.
Sekaten
Yaitu perayaan yang dilaksanakan setiap bulan mulud untuk memperingati
kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada tanggal 12 Maulud diselenggarakan Grebeg
Maulud. Kemudian diadakan pesta rakyat selama dua minggu. Selama dua minggu ini
pesta rakyat diadakan di Alun-alun utara. Pesta rakyat menyajikan pasar malam,
arena permainan anak dan pertunjukan-pertunjukan seni dan akrobat. Pada hari
terakhir Sekaten, diadakan kembali acara Grebeg Maulud di Alun-alun Utara.
b.
Grebeg Sudiro
Perayaan yang diadakan untuk memperingati Tahun Baru Imlek dengan
perpaduan budaya Tionghoa-Jawa. Festival yang dimulai sejak 2007 ini biasa
dipusatkan di daerah Pasar Gedhe dan Balong (di kelurahan Sudiroprajan) dan
Balai Kota Solo.
c.
Tari Bedhaya Ketawang
Tari Bedhaya Ketawang adalah sebuah tari yang amat disakralkan dan hanya
digelar dalam setahun sekali. Konon di dalamnya sang Ratu Kidul ikut menari
sebagai tanda penghormatan kepada raja-raja penerus dinasti Mataram.
Bedhaya Ketawang ini semula khusus
diperagakan oleh abdi dalem Bedhaya
Keraton Surakarta Hadiningrat. Iramanya pun terdengar lebih luruh (halus)
dibanding dengan tari lainnya semisal Srimpi, dan dalam penyajiannya tanpa
disertai keplok-alok (tepuk tangan dan perkataan)
Dikatakan tari Bedhaya karena tari ini menyesuaikan dengan gendingnya,
seperti Bedhaya Gending Ketawang Ageng (Karya Penembahan Senapati) Bedhaya
Gending Tejanata dan Sinom (karya PB IX) Bedhaya Pangkur (karya PB VIII),
Miyanggong (karya PB IV), Duradasih (karya PB V), dan lainnya. Siapa sebenarnya
pencipta tari Bedhaya Ketawang itu sendiri sampai sekarang memang masih simpang
siur.
d.
Kirab Pusaka 1 Suro
Yaitu acara yang ditujukan untuk merayakan tahun baru 1 suro. Rute yang
ditempuh kurang lebih sejauh 3 km, yaitu Keraton – Alun-alun Utara – Gladak –
Jl. Mayor Kusmanto – Jl. Kapten Mulyadi – Jl. Veteran – Jl. Yos Sudarso – Jl.
Slamet Riyadi – Gladak kemudian kembali ke Keraton lagi. Pusaka- pusaka yang
memiliki daya magis tersebut dibawa oleh para abdi dalem yang berbusana Jawi
Jangkep. Kirap yang berada di depan adalah sekelompok Kebo Bule bernama Kyai
Slamet sedangkan barisan para pembawa pusaka berada di belakangnya. Acara ini
di selenggarakan oleh Keraton Surakarta dan Puro Mangkunegaran yang
dilaksanakan pada malam hari menjelang tanggal 1 suro.
e.
Solo Batik Carnival
sebuah festival tahunan yang diadakan oleh pemerintah Kota Surakarta
dengan menggunakan batik sebagai bahan utama pembuatan kostum. Para peserta
karnaval akan membuat kostum karnaval dengan tema-tema yang di tentukan. Para
peserta akan mengenakan kostumnya sendiri dan berjalan di atas catwalk yang
berada di jalan Slamet Riyadi. Karnaval ini diadakan setiap tahun pada bulan
Juni sejak tahun 2008.
0 komentar:
Post a Comment